Pada era komunikasi digital saat ini belakangan gangguan NPD (narcissistic personality disorder) sering dibicarakan sebagai bentuk gangguan narsistik yang berlebih. Bidang psikologi mengelompokkan NPD sebagai salah satu gangguan patalogis atau kejiwaan. Untuk itu seorang penderita NPD umumnya memiliki sifat perlunya dipuji secara terus menerus dan haus akan validasi dari orang-orang yang berada disekitarnya. Gejala lainnya dapat dilihat dari sifat superior dan nir-empati, dimana para pengidapnya sulit memiliki sensitivitas terhadap hak hidup orang lain dan lihai memainkan perasaan “korban”. Sayangnya, penderita NPD sering sekali tak menyadari gejala psikologis ekstrem ini dalam diri mereka.
Psikolog Kepeminatan Klinis, Dra. Retno IG Kusuma, M.Kes mengatakan dua faktor utama seseorang bisa terdiagnosis NPD, yakni genetical dan pola asuh (parenting).
“Penting untuk menerapkan pola asuh dan membangun kesadaran kepada anak agar kemudian tidak berkembang gejalanya. Jika orang tuanya tidak sanggup, maka butuh bantuan professional seperti psikolog atau psikiater agar anak sadar bahwa ada yang tidak beres” ungkap Retno.
Ia melanjutkan, penderita NPD akan meninggalkan masalah bagi korban, sehingga sang korban selalu merasa bersalah padahal tidak pernah melakukan apapun. Selain itu pula, korban akan merasa harus bertanggung jawab dan tidak berhak untuk bahagia.
Gejala Gangguan NPD (Narcissistic Personality Disorder)
Orang yang mengalami NPD menunjukkan beberapa gejala diantaranya sebagai berikut:
-Kesombongan yang berlebihan
Narsistik atau memiliki sifat kepercayaan yang lebih tinggi atau melampaui batas dapat dilihat sebagai gejala yang paling umum, dan penderita mengisyaratkan bahwa mereka lebih unggul dari orang lain. Selain itu, penderita NPD biasanya cenderung memusatkan topik pembicaraan menjadi tentang dirinya sendiri, dan berusaha menyisipkan cerita dirinya sendiri dengan perspektif dan pengalamannya saja.
-Perasaan istimewa
Adanya kebutuhan akan pengakuan, serta fantasi akan kesuksesan, kekuasaan, kecerdasan, orang penderita NPD cenderung menginginkan untuk terus dipuji dan di apresiasi. Justru jika tidak diperlakukan seperti itu maka ia tampak seperti kurang percaya diri.
-Perilaku manipulatif dan mendominasi
Penderita NPD memiliki cara agar seseorang mengikuti sesuai arahan yang diinginkannya demi mendapatkan kekuasaan, dan hal itu dapat mempengaruhi emosi bahkan mental orang lain. Biasanya penderita NPD lebih dominan dalam sebuah hubungan dengan orang lain.
-Ketidakmampuan menerima kritik dan minim empati
Seorang penderita NPD menganggap kritik adalah sebuah ancaman, maka ia justru lebih memilih membalas secara emosional dibandingkan secara halus. Minimnya rasa empati seolah-olah tidak dapat menempatkan diri sendiri pada orang lain, dan tidak merasakan apa yang orang lain rasakan.
Hal yang serupa dialami oleh korban NPD yakni Kartika Soeminar, seorang wanita cantik yang berjuang melawan depresi selama 23 tahun akibat tekanan mental karena hidup berdampingan dengan pengidap NPD. Akibat perlakuan abusive dari orang terdekat pengidap NPD itulah Kartika merasa harus melepaskan orang terdekatnya dari hidupnya.
Berangkat dari kisah hidupnya, Kartika ingin membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memahami gangguan NPD melalui sebuah kampanye bertajuk #BrokenButUnbroken. Setelah berkeliling ke sejumlah kota besar yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Jogja, Solo, Surabaya, kini tiba giliran Denpasar akan disinggahi Kartika bersama Komunitas Emak Blogger (KEB) untuk menyebarluaskan edukasi ini. Keduanya akan berbagi kisah dalam meningkatkan awareness terhadap gejala-gejala NPD dari orang terdekat serta cara terbaik untuk hidup berdampingan dengan pengidapnya.
Setelah melewati serangkaian fase panjang terapi pemulihan trauma dan mental healing, pengusaha kelahiran Surabaya, Jawa Timur ini perlahan bangkit menata mental dan kesehatan batinnya. Kini ia terlepas dari jeratan seorang pengidap NPD dan menjalani hidup dalam versi terbaiknya. Kartika menyampaikan ada beberapa langkah yang diambil untuk memulihkan diri dan menemukan kembali dirinya :
1.Membangun jaringan dukungan
Memiliki orang-orang disekeliling yang peduli dan memahami perjalanan pemulihan yang berharga.
2.Menetapkan batas yang sehat
Belajar untuk menetapkan batasan yang jelas dalam hubungan baru dan menghindari pola-pola lama.
3.Fokus pada self-care
Berolahraga secara rutin, makan dengan baik, dan meluangkan waktu untuk aktivitas yang dinikmati dapat membantu mempercepat proses penyembuhan.
4.Menyelami hobi dan minat baru
Mengeksplorasi hobi dan minat baru untuk mengisi waktu dan menemukan kembali apa yang membuat diri bahagia.
5.Menciptakan tujuan baru
Menetapkan tujuan baru untuk masa depan yang lebih baik. Ini akan membentuk suatu motivasi dan arah agar terus maju dan membangun kehidupan yang baik.
Dra. Retno IG Kusuma, M.Kes menyampaikan beberapa cara yang bisa diterapkan agar well-being kita tetap terjaga walaupun hidup berdampingan dengan NPD, yakni membangun kesadaran, social support, terapi pemulihan, dan konsultasi dengan psikolog.
Apabila kondisi ini sedang kamu alami atau orang terdekatmu jangan takut untuk bercerita kepada ahlinya sehingga kamu bisa mendapatkan penanganan ya..
#Narcisstic #NPDSurvivor #NPDAwareness #BrokenButUnbroken #BreakTheSilence #KartikaSoeminarStory
1 Komentar
Sungguh menginspirasi
BalasHapus